Minggu, 27 November 2016

Ketika Seorang Penulis Mengalami Blog Writter

Ketika Seorang Penulis Mengalami Block Writer
Aku menulis tulisan ini ketika sedang mengerjakan naskah When Back Home, dan saat itu pula saya tengah mengalami kehabisan ide atau block writer tepat di halaman ke-30. Padahal targetku dalam menulis buku ini adalah 90 halaman dalam dua minggu. Dan ini sudah tiga minggu lebih tapi aku belum mendapatkan jalan keluar untuk masalah block writer-ku ini.




Ketika menulis naskah When Back Home, aku merasa aneh dengan ceritaku dan rasanya ingin menghapus ulang semua halaman. Tapi setelah dipikir-pikir, lebih baik memperbaikinya saja.

Dan ketika sampai ke judul baru dihalaman ke 31, aku tidak bisa berpikir apapun tentang judul baru untuk novel itu. Bahkan aku tidak bisa memulai paragraf sederhana. Karena itu, aku berusaha merefreshing otak dengan membaca buku banyak-banyak, dan yang terjadi adalah aku malah keasikan membaca! Dan lupa oleh naskahku yang terlantar.

Aku tahu ada banyak dilema sebagai penulis, tapi aku tidak tahu kalau aku akan merasa sesulit ini untuk menyelesaikan naskahku. Bahkan aku sudah sadar, mungkin aku sudah gagal menulis novel ini.

“Ide baru, ide baru, ide baru!” seperti sedang memanggil nama bloody marry, aku berkata begitu hingga tiga kali berturut-turut sambil memejamkan mata. Tapi aku otakku malah semakin mentok.

Sudah cukup, aku memutuskan untuk menunda menulis dan istirahat, karena bakal lebih parah kalau aku memaksakan menulis sedangkan aku sedang tidak punya ide sama sekali. Nanti malah naskahku jadi aneh dan amburadul.

Setelah beberapa lama membiarkan naskahku menjadi gelandangan di laptop, aku mulai membuka file microsoft word “When Back Home” dan mulai membaca ulang semuanya. Sejenak terlintas dalam pikiranku, untuk melanjutkan kembali menulis karena tanganku sudah gatal untuk kembali mengetik.

Hiyattt, dengan kekuatan bulan – bukan – maksudku dengan restu Allah SWT. Akhirnya aku punya judul baru. Ini adalah hal terindah setelah berhenti sejenak dari menulis. Dan aku jadi pusing sendiri, ketika sadar aku menulis jauh dari tema yang kubuat. Dan lagi, bahasaku berubah. Tidak, jangan biarkan ini terjadi. Aku terlalu banyak baca novel teenlit, dan sejenak lupa kalau ternyata gaya bahasaku yang sedikit seperti novel terjemahan bisa berubah.


Tapi setelah mengkonsumsi The Demigod Files dari Rick Riordan, aku bisa kembali lagi membawa sniper dan mulai mengebom otakku supaya lebih santai dan kembali menjadi bahasaku yang pertama.

(a tips by Mauren)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar